1.
Dioda semikonduktor
Dioda merupakan komponen elektronika
non-linier yang sederhana. Struktur
dasar dioda berupa bahan semikonduktor type P yang disambung dengan bahan type
N. Pada ujung bahan type P dijadikan
terminal Anoda (A) dan ujung lainnya katoda (K), sehingga dua terminal inilah
yang menyiratkan nama dioda.
Adapun semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya
terletak an
tara
sifat-sifat konduktor dan isolator.
Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh
pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnit, tetapi pada semikonduktor
sifat-sifat tersebut sangat sensitif.
Elemen terkecil
dari suatu bahan yang masih memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang sama
adalah atom. Suatu atom terdiri atas
tiga partikel dasar, yaitu: neutron, proton, dan elektron. Dalam struktur atom, proton dan neutron
membentuk inti atom yang bermuatan positip dan sedangkan elektron-elektron yang
bermuatan negatip mengelilingi inti.
Elektron-elektron ini tersusun berlapis-lapis. Struktur atom dengan model Bohr dari bahan
semikonduktor yang paling banyak digunakan, silikon dan germanium, terlihat
pada gambar 1.1.
1.2
Semikonduktor type
N
Apabila bahan semikonduktor intrinsik (murni) diberi (didoping)
dengan bahan bervalensi lain maka diperoleh semikonduktor ekstrinsik. Pada bahan semikonduktor intrinsik, jumlah
elektron bebas dan holenya adalah sama.
Konduktivitas semikonduktor intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya
jumlah pembawa muatan yakni hole maupun elektron bebas tersebut.
Jika bahan silikon didoping dengan bahan ketidak murnian
(impuritas) bervalensi lima (penta-valens), maka diperoleh semikonduktor tipe
n. Bahan dopan yang bervalensi lima ini
misalnya antimoni, arsenik, dan pospor.
Struktur kisi-kisi kristal bahan silikon type n dapat dilihat pada
gambar 1.5.
1.3
Semikonduktor
type P
Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan bahan
impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan diperoleh semikonduktor
type p. Bahan dopan yang bervalensi tiga
tersebut misalnya boron, galium, dan indium.
Struktur kisi-kisi kristal semikonduktor (silikon) type p adalah seperti
gambar 1.8.
Seperti halnya pada semikonduktor type n, secara keseluruhan
kristal semikonduktor type n ini adalah netral.
Karena jumlah hole dan elektronnya sama.
Pada bahan type p, hole merupakan pembawa muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom dopan akan meningkatkan
jumlah hole sebagai pembawa muatan.
Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.
1.4
Dioda Semikonduktor
Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara menyambungkan
semikonduktor type p dan type n. Pada
saat terjadinya sambungan (junction) p dan n, hole-hole pada bahan p dan
elektron-elektron pada bahan n disekitar sambungan cenderung untuk berkombinasi. Hole dan elektron yang berkombinasi ini
saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar sambungan ini kosong dari
pembawa muatan dan terbentuk daerah pengosongan (depletion region).
1.5
Bias mundur (Reverse
bias)
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal
anoda (A) dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K
adalah negatip (VA-K < 0). Gambar 1.12 menunjukkan dioda diberi bias mundur.
pada
ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan negatip, maka
hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip
baterai menjauhi persambungan. Demikian
juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan
positip, maka elektron-elektron (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positip
baterai menjauhi persambungan. Sehingga
daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh pembawa
mayoritas tidak ada yang mengalir.
1.6
Bias maju (Forward
Bias )
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A)
dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju
(foward bias). Dengan demikian VA-K
adalah positip atau VA-K > 0. Gambar
1.13 menunjukan dioda diberi bias maju.
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar 1.13, yakni
VA-K positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik
oleh kutup negatip baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan
elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n).
Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk
melewati persambungan. Oleh karena itu
daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias
maju. Dan arus dioda yang disebabkan
oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID.
1.7
Kurva
karakteristik Dioda
Hubungan antara besarnya arus yang mengalir melalui dioda dengan
tegangan VA-K dapat dilihat pada kurva karakteristik dioda (gambar 1.14).
Gambar 1.14 menunjukan dua macam
kurva, yakni dioda germanium (Ge) dan dioda silikon (Si). Pada saat dioda diberi bias maju, yakni bila
VA-K positip, maka arus ID akan naik dengan cepat setelah VA-K mencapai tegangan
cut-in (Vγ). Tegangan cut-in (Vγ) ini
kira-kira sebesar 0.2 Volt untuk dioda germanium dan 0.6 Volt untuk dioda
silikon. Dengan pemberian tegangan
baterai sebesar ini, maka potensial penghalang (barrier potential) pada
persambungan akan teratasi, sehingga arus dioda mulai mengalir dengan cepat.
Bagian kiri bawah dari grafik pada
gambar 1.14 merupakan kurva karakteristik dioda saat mendapatkan bias
mundur. Disini juga terdapat dua kurva,
yaitu untuk dioda germanium dan silikon.
Besarnya arus jenuh mundur (reverse saturation current) Is untuk dioda
germanium adalah dalam orde mikro amper dalam contoh ini adalah 1 µA. Sedangkan untuk dioda silikon Is adalah dalam
orde nano amper dalam hal ini adalah 10 nA.
Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas
negatip tersebut dinaikkan terus, maka suatu saat akan mencapai tegangan patah
(break-down) dimana arus Is akan naik dengan tiba tiba. Pada saat mencapai tegangan break-down ini,
pembawa minoritas dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengeluarkan elektron valensi dari atom. Kemudian elektron ini juga dipercepat untuk
membebaskan yang lainnya sehingga arusnya semakin besar. Pada dioda biasa pencapaian tegangan
break-down ini selalu dihindari karena dioda bisa rusak.
1.8
Resistansi
Dioda
Karena kurva karakteristik dioda
tidak linier, maka resistansi dioda berbeda-beda antara satu titik operasi ke
titik operasi lainnya. Pemberian
tegangan dc kepada suatu rangkaian yang ada dioda semikonduktornya akan
menentukan titik kerja dioda tersebut pada kurva karakteristik. Apabila tegangan dc yang diberikan tidak
berubah maka titik kerja dioda juga tidak berubah. Perbandingan antara tegangan pada titik kerja
dengan arus yang mengalir pada dioda disebut dengan Resistansi DC atau
Resistansi Statis.
Resistansi dc pada daerah bias maju
akan lebih kecil dibanding dengan resistansi pada daerah bias mundur. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan
contoh 1.1 di bawah ini.
1.9
Rangkaian
Ekivalen Dioda
Rangkaian ekivalen adalah gabungan dari beberapa elemen yang
dianggap paling mewakili karakteristik suatu komponen atau sistem yang
sesungguhnya.
Secara umum terdapat tiga macam pendekatan yang digunakan untuk
membuat rangkaian ekivalen suatu dioda semikonduktor. Pendekatan yang paling sederhana adalah model
dioda ideal. Gambar 1.19 menunjukkan
model dioda ideal dan karakteristiknya.
Dioda ideal menyerupai suatu saklar,
bila VD positip saklar akan menutup (dioda ON) sehingga arus ID besar dan bila
VD negatip saklar akan membuka (dioda OFF) sehingga arus ID = 0. Model dioda ideal dipakai terutama dalam
kondisi apabila tegangan dan resistansi jaringan sangat besar, misalnya dalam
power supply.
Pendekatan kedua adalah lebih
lengkap dari model ideal yaitu model dioda sederhana. Gambar 1.20 menunjukkan model dioda sederhana
dan karakteristiknya. Rangkaian
ekivalennya terdiri atas dioda ideal yang diseri dengan tegangan baterai
sebesar 0.7 V (untuk dioda silikon).
Tegangan baterai ini sebesar tegangan cut-in dari dioda yang
bersangkutan.
Pendekatan ketiga adalah yang paling komplek
yaitu rangkaian ekivalen piecewise
linier. Meskipun rangkaian
ekivalen ini dianggap paling akurat, namun bagian nonlinier dari kurva bias
maju tetap dianggap sebagai linier.
Sehingga diperoleh seperti gambar 1.21.
Ringkasan
Dioda semikonduktor dibentuk dengan menyambungkan dua buah bahan
semikonduk
tor tipe P dan tipe N. Bahan
semikonduktor tipe P mempunyai pembawa muatan mayoritas hole, sedangkan pada
tipe N pembawa muatan mayoritasnya adalah elektron. Dengan demikian pada persambungan dua bahan
tersebut timbul daerah pengosongan.
Apabila dioda semikonduktor diberi bias maju, maka arus akan
mengalir. Namun
apabila dioda diberi bias mundur, maka dioda tidak mengalirkan
arus, hanya terdapat arus yang sangat kecil yang disebut dengan arus bocor. SEKIAN........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar